TEKS UCAPAN
YAB DATO’ SERI ANWAR BIN IBRAHIM
PERDANA MENTERI
SEMPENA
MAJLIS PERASMIAN SIDANG KEMUNCAK MATLAMAT PEMBANGUNAN MAMPAN MALAYSIA 2024
(MALAYSIA SDG SUMMIT 2024)
17 SEPTEMBER 2024 (SELASA) | 4.00 PETANG
PUSAT KONVENSYEN,
KUALA LUMPUR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera.
Alhamdullihilladzi Anzala ‘Ala’abdihil Kitaaba
Wa Lam Yaj’al Lahuu’iwajaa
Wa Usolli Wa Nusalli Ala Rasoolihil Kareem
Wa’ala Alihi Wa Sahbihi Ajma’een
YBhg. Datuk Wan Suraya Wan Mohd Radzi,
Ketua Audit Negara;
YB Dato Hajjah Hanifah Hajar Taib,
Timbalan Menteri Ekonomi;
YB Dato Lukanisman Awang Sauni,
Timbalan Menteri Kesihatan;
YBhg. Dato’ Nor Azmie Diron,
Ketua Setiausaha Kementerian Ekonomi;
Tuan-tuan Yang Terutama;
Duta-duta; dan
Rakan-rakan yang saya muliakan.
- Terima kasih kerana dapat bersama-sama menjayakan Sidang Kemuncak Matlamat Pembangunan Mampan Malaysia 2024 dan sepertimana yang kita tahu, ini ada kaitan dengan komitmen Malaysia mencapai agenda 2030 Pembangunan Mampan dan memenuhi matlamat pembangunan mampan atau Sustainable Development Goals (SDG) yang telah diluncurkan sejak 2015 bersama 192 anggota lain. SDG ini merupakan satu kerangka pembangunan yang disepakati kebanyakan negara di dunia. Dan bila kita merangka Ekonomi MADANI di Malaysia, beberapa aspek ini memang diberikan penekanan. Maksud kemampanan, maksud kesejahteraan, maksud persekitaran yang terjamin, dalam cabaran menghadapi perubahan iklim itu diambil kira.
- Kita bersyukur, Alhamdulillah kerana dari analisis 248 petunjuk SDG yang terkini, pencapaian Malaysia adalah berada dalam kedudukan yang agak baik iaitu sekitar 43% berbanding pencapaian dunia yang puratanya sekadar 17%. Maknanya kita sudah mendepani, tetapi bila dalam perbincangan saya menyatakan jangan buat ukuran begitu. Itu hanya memberi sedikit petanda tetapi apakah kita harus tanya apakah pertamanya tahap pencapaian cita-cita Ekonomi MADANI dan SDG ini sesuatu yang perlu bagi negara dan bagi manusia? Sekiranya jawapannya itu perlu, maka kita harus bergegas dengan upaya yang lebih untuk mencapai satu prestasi yang lebih baik. Itu bagi saya penanda aras kita. Walaupun kita bangga kerana pencapaian 43% ketimbang 17% ini capai secara purata itu sudah satu tahap yang sangat menggalakkan.
Excellencies ladies and gentlemen,
- We have reaffirmed our commitment to the SDG goals and we have achieved somewhat relative to the average 17% achieved in most countries. We have excelled beyond that to 43%. But I have said, I do think that is a fair assessment to make, yes, we have achieved somewhat relative success but we should ask ourselves whether sustainability is towards, to fulfil just our economic policy interests or it is something that is so critical for the survival of mankind and womankind. If it is so, then the criteria imposed are just guidelines and the success of Malaysia relative to other countries is only a relative success. I believe if it is a matter of conviction, then we should do whatever is necessary our best to ensure that we do achieve these goals in a more spectacular manner. Because that is a sign of what MADANI is all about. It is about sustainability, it’s about ‘ihsan’ and compassion, it’s about compassion and to appreciate the need to survive as a nation, as human beings. And that means in this postnormal times to ensure that we deal with these issues with the speed and pace that is considered unprecedented and which is decided based on the interests of survival of the nation and humankind.
- This is of course something a departure from the normal manner we determine our policies and assess our success or failures based on competitive analysis. Yes, this is not necessarily irrelevant. It is sometimes necessary and critical in order to be able to assess our relative success or failures. But we are talking about post normal times, we are talking about unprecedented change. We are talking about catastrophe, be it politically, caused by political decisions that cause devastation. You have seen many other countries, including what’s happening in Gaza or general failure to accept that catastrophe due to rape of the jungle, to the decision by political leaders or business community to ignore the calamities as a result of our failure to address environmental issues and concerns. Now if our decision is purely in the interest of profit or survival, in terms of competitiveness, in terms of purely economic considerations or economic imperative, then of course we are not able to achieve this. But if we understand the challenge of postnormal times that we have to deal with some of these issues now, massive migration, massive disaster caused by either failure to address concerns on climate, or issues as a result of leader’s political decisions which ignore the importance of compassion and justice.
- Now if we as a nation, as SDG assessment based purely on Malaysian interests and policies, then I would say that notwithstanding all these factors, we must have that resolve to do our level best and not to show not to be just satisfied with the rate of success that we have achieved this far. Of course, there are many considerations because we work as a community of nations in ASEAN, in Asia and the global international community and that is why precisely why we chose the SDG as one of the guiding pillars. But notwithstanding all these factors, we want Malaysians to appreciate the fact that in Ekonomi MADANI, we do take the major focus on the issue of values, of humanity, of compassion beyond what is now the major pillar of SGG, which is to my mind, a very important economic, social and environmental imperative.
Ladies and gentlemen,
- You are familiar, of course, most of you are experts in your fields. You have contributed in the effort to ensure that we do achieve some of the goals that we are committed to do for the last 10-15 years. But I come here first to express my profound gratitude, appreciation to all that participated, including United Nations and those who have been very focused on the need to ensure that countries do observe the SDG principles and policies, but to avoid, you know, normally we don’t talk about global warming these days. We talk about global boiling now. But notwithstanding all these factors, you’d be surprised and I’m appalled the fact that we still have leaders who are still proponents of climate denial. With all these levels of sophistication of knowledge and understanding, we still have that problem.
- That is why we are back to the core. The fundamental issue of what knowledge is all about. Between information, knowledge and wisdom, the classic poetry by T.S. Eliot, “what we have lost in wisdom, we don’t have the wisdom, although we have the knowledge and we have abundant information”. With information does not constitute knowledge. And with that knowledge and sophistication, we do not have the wisdom. And once we lose sight of wisdom, we don’t have the values of compassion, of justice and humanity. So, let us remind ourselves, there are areas, avenues for us to always improve. And the minister is concerned, and I think in this context, mainly the Economic Ministry and of course the Auditor General, who will of course take into account of these issues mainly traditionally has been just auditing what account is a good at. But I think we are now transcending beyond that, looking at policies, looking at the determinants that would safeguard our community and our nation.
Rakan-rakan yang saya muliakan,
- Yang kita bicarakan sepertimana yang kita cuba sampaikan hujah-hujahnya ialah isu kemampanan dan kemampanan itu mesti mencakup atau merangkum satu bidang yang sangat luas berbeda dari pengertian kita tentang apa maksud pembangunan ekonomi yang biasa kita pelajari dahulunya. Sekarang kita lihat bahawa ekonomi, pembangunan dan kemampanan tidak bermakna kalau tidak ada kefahaman selari tentang apa itu ihsan, kemanusiaan, keadilan dan apa juga keselamatan termasuk persekitaran dan iklim yang sebahagiannya boleh kita tentukan, dan sebahagiannya memang kita terima sebagai kenyataan undang-undang dan hukum alam. Jadi yang kita harus tekankan selain daripada matlamat SDG dan juga kerangkan Ekonomi MADANI ialah untuk menanam semangat dan kekuatan dan juga untuk laksanakan perubahan selari dengan tuntutan semasa.
- 30-40 tahun yang lalu, bila kita bicara soal cabaran iklim, itu tidak memberi dampak yang utama. Saya ingat baca Barbara Ward, ‘Only One Earth’ kemudian laporan yang mengejutkan dari Club of Rome. Tetapi pandangan-pandangan itu dianggap pandangan kelompok kecil elit yang berfikir, yang melihat kepentingan masa depan. Jadi soal pertumbuhan atau ‘growth’ yang dibicarakan Club of Rome pada ketika itu tahun 70an umpamanya, laporan itu sangat mengesankan bagi yang membaca dan menghadam. Tetapi kupasan-kupasan itu merupakan kupasan kelompok kecil elit. Sekarang SDG itu bila Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu ambil sebagai satu kerangka besar, ia lebih melebar dan menyeluruh. Oleh itu, kesedaran itu lebih meluas ketimbang yang berlaku puluhan tahun yang lalu. Tentunya terlambat kerana kita harus dikejutkan dulu karya-karya seperti yang sebut tadi, laporan ‘Limits to Growth’ dalam Club of Rome ataupun ‘Only One Earth’ dari Barbara Ward yang kita cuba hadam semasa saya muda dulu. Tetapi dia tidak dapat umpamanya, bukan tidak dapat diterima tapi tidak sampai maksudnya itu kepada elit penguasa pada ketika itu. Sehinggalah keadaanya itu sudah mula runcing kerana masa itu bayangkan, bukit-bukau digeledah, pantai-pantai dikorek tanpa perhatian tentang kesannya pada persekitaran, balak-balak dibotakkan dengan begitu rakus dan tentunya ada kesan.
- Sebab itu kalau bagi orang yang cuba memahami peringatan al-Quran tentang ‘Fasad fil Ard’, tentang kerosakan dan kecelakaan di dunia itu dia tahu bahawa itu tanggungjawab kita untuk pertahankan apa yang disebut ‘equilibrium’. Sekarang ini kita hilang keseimbangan. We have lost the equilibrium. Yang cuba dibawa dalam al-Quran itu ‘ummatan wasatan’, umat yang pertahankan keseimbangan. A balanced community which essentially needs to maintain the equilibrium between spiritual and material between man and nature. Bila kita hilang keseimbangan itu, maka ada kerosakan. Siapa kata salah pembalakan? Iya, kalau tidak terkawal ia akan menyebabkan hakisan dan banjir berlebihan. Siapa kata pemunggahan dan penghakisan bukit-bukau itu sebahagian kecil terkawal, tetapi bila dia besar, dia jadi limpahan masalah kepada ramai. Dan selalunya bila berlaku masalah kepada ramai, yang ramai itu golongan kelas bawahan dan miskin. Jadi golongan atasan dan elit masih terselamat. Sebab itu masalah-masalah ini tidak sampai kepada golongan penguasa dan elit kaya kerana kesan itu akhir hanya kepada mereka, tidak sampai kepada mereka kerana lebih membebankan rakyat.
- Sebab itu bila kita bicara ‘ummatan wasatan litakuunuu shuhadaa’a alaa an-nas’ (Surah Al-Baqarah, Ayat 2) itu kalau mahu jadi contoh Muslim adalah umat yang pertahankan keseimbangan. Kerana keseimbangan itu sahaja lah yang boleh menjadi contoh kepada umat manusia yang lain. Tapi kalau tidak ada keseimbangan, masing-masing ada kuasa, rakus punggah kekayaan sedaya upaya, ambil tanah yang sebaik ada, jadi akhirnya perumahan rakyat tak dapat dikawal, persekitaran tak dapat dikawal, hakisan dan sebagainya. Demikian saja kuliah Asar saya petang ini (nada seloroh). Saya ucapkan terima kasih atas kesabaran saudar-saudara kerana ini bukan kerangkan ekonomi biasa.
- We are not talking just about conceptual things, about targets, about data, about facts. We are talking about the survival of the human race. And the survival requires some form of conviction and the conviction can only be achieved through a form of courage, what is termed as courage of conviction. When you have that courage to first accept the facts and undertake effective measures to implement them, then inshallah God willing we’ll be able to succeed as a nation, as member of the human race.
- Jadi sekali lagi saya ucap terima kasih kepada rakan-rakan yang menyelenggarakan majlis ini, terutama rakan-rakan dari Kementerian Ekonomi, Kementerian Kesihatan yang hadir, Ketua Audit Negara dan semua Kementerian-kementerian yang sebenarnya terlibat dalam menjayakan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Similar Posts:
- MALAYSIA SAMBUT BAIK PEMBANGUNAN NUSANTARA – PM ANWAR
- BELANJAWAN 2023 AMBIL KIRA CABARAN EKONOMI SEMASA – PM ANWAR
- BINCANG SEMULA KADAR GAJI, UPAH PENJAWAT AWAM BILA KEWANGAN NEGARA BERTAMBAH BAIK – PM ANWAR
- PM ANWAR BERI JAMINAN TADBIR URUS TERBAIK DI MALAYSIA
- DENGAR PENDAPAT PAKAR NAMUN JANGAN SESEKALI ABAI PANDANGAN RAKYAT BIASA – PM ANWAR